12 November 2009
27 Februari 2009
Alergi...?
Masih ingat cerita ku di baby oh baby, tentang bagaimana anakku sangat mudah sekali muntah saat makan dan minum. Akhirnya kutemukan juga jawaban atas masalah tersebut. Meskipun cukup lama juga, bayangkan...setelah melalui satu tahun kesalahan !!!
Dua hari terakhir ini Bintang ku sakit flu, pilek, hidung tersumbat..lalu besoknya lagi..batuk ikut ikutan datang. Memang sih, selama hidupnya 16 bulan, baru kali ini dia sakit. Berdasarkan cerita teman, ada dokter spesialis anak yang cukup dikenal di kotaku, dikenal karena dosis dan mahalnya...hehehe. Tapi bukan itu alasan kenapa aku bersikeras membawa ankku kesana, tapi karena berat tittle yang tertera didepan dan belakang namanya, hmm...Prof Dr dr HMS Chandra Kusuma. Nah lho, besar harapanku setelah membaca nama tersebut di internet, beliau memang bisa memberikan jawaban memuaskan atas kesulitan-kesulitan anakku. Kedengerannya sudah mirip putus asa ya? Tapi bagaimana lagi, dokter-dokter anak sudah kudatangi, tetap tidak memberikan solusi berarti, mulai dari mengira aku memaksa makan, kurang entertain anak saat makan, pengaturan jarak makan, menu makanan, banyak porsi, sampai hanya bilang, "sabar ya Bu, anak-anak memang begitu, sulit makan dan muntah itu biasa". No way, aku butuh penjelasan logis mengenai suatu masalah, apalagi yang berkaitan dengan anakku.
Sejak lahir memang anakku telah di vonis memiliki alergi, karena sejak bayi barul ahir, kulitnya sudah kemerahan. Mau tidak mau, susu formula yang diberikannya pun adalah susu non alergi atau hypoallergenic. Fuih, kebayang mahalnya kan. Malam itu aku membawa anakku ke dokter tersebut, dengan harap harap cemas, akankah kita pulang dengan nihil atau sesuatu yang lebih buruk.
Bukannya membahas panjang lebar mengenai sakit flu, bagaimana melegakan hidung tersumbatnya, bagaimana dengan batuknya, karena begitu sulitnya anakku menelan obat atau zat diluar hrapan dia. Kita justru bertanya dan membahas mengenai kebiasaan aneh anakku bila makan dan minum, juga mudah nya dia muntah dan mual terhadap makanan. Memang anakku benar mengidap alergi. Susunya sudah anti alergi, tapi makanan yang sebenarnya juga merupakan obat, malah tidak di perhatikan, menimbulkan alergi atau tidak. Cukup panjang daftar larangan makanan bagi anakku.
Antara lain:
Dilarang keras mengkonsumsi:
1. Coklat, kacang tanah, kacang hijau
2. Ayam
3. Telur
4. Shellfish (kerang-kerangan, kepiting, dll)
5. Petis, terasi :kerupuk yang mengandung bahan tersebut.
6. Babi
7. Timun-timunan : timun, melon, semangka, labu siam, tomat, dll.
8. Buah semuanya kecuali : Apel, Pir dan Alpukat
9. Paling bahaya : Jeruk, nanas, salak
10. Susu hewani
Apabila mengikuti aturan tersebut selama 3 bulan ini, hingga usia 2 tahun, maka anakku bisa naik berat badannya dan akhirnya lama-kelamaan bebas dari alerginya.
Makanan yang boleh dikonsumsi :
1. Fish (ikan salmon, Gindara, kakap, lele, dll)
2. Daging sapi
3. Unggas seperti bebek, angsa, burung dara
Jadi selama ini aku sudah memberikan makanan-makanan yang justru mengandung alergen yang memperparah alerginya, seperti ayam, keju, es krim, jeruk keprok kesukaannya (bakal gak lagi boleh diberikan..hiks dia pasti mencari-carinya..)
Aku rasa memang tidak berlebihan, karena melihat efek pada anakku yang makin hari makin tidak membaik. Kubaca dari beberapa media yang ada, gejala alergi bisa menyebabkan :
1. Penurunan berat badan, diare, muntah-muntah
2. Kemerahan pada kulit dan pantat bayi
3. Hidung berair
4. Gangguan pernafasan
5. Bengkak-bengkak dibeberapa daerah setelah mengkonsumsi makanan mengandung alergen
6. Penyempitan atau tertutupnya saluran kerongkongan.
Fuih....cukup mengkhawatirkan aku dan suamiku. Maka sejak saat itu, kita dengan keras membuat diet tersebut dan tidak boleh dilanggar, demi kesehatan dan daya tahan tubuhnya. Juga melihat dan merasakan akibat dari membiarkannya mengkonsumsi makanan alergen itu, aku tidak mau main-main dan menganggapnya enteng. Lalu, kenapa dokter anak lain tidak menganjurkan hal-hal demikian? Sampai secara psikologis, terlambat bagi anakku...
Dua hari terakhir ini Bintang ku sakit flu, pilek, hidung tersumbat..lalu besoknya lagi..batuk ikut ikutan datang. Memang sih, selama hidupnya 16 bulan, baru kali ini dia sakit. Berdasarkan cerita teman, ada dokter spesialis anak yang cukup dikenal di kotaku, dikenal karena dosis dan mahalnya...hehehe. Tapi bukan itu alasan kenapa aku bersikeras membawa ankku kesana, tapi karena berat tittle yang tertera didepan dan belakang namanya, hmm...Prof Dr dr HMS Chandra Kusuma. Nah lho, besar harapanku setelah membaca nama tersebut di internet, beliau memang bisa memberikan jawaban memuaskan atas kesulitan-kesulitan anakku. Kedengerannya sudah mirip putus asa ya? Tapi bagaimana lagi, dokter-dokter anak sudah kudatangi, tetap tidak memberikan solusi berarti, mulai dari mengira aku memaksa makan, kurang entertain anak saat makan, pengaturan jarak makan, menu makanan, banyak porsi, sampai hanya bilang, "sabar ya Bu, anak-anak memang begitu, sulit makan dan muntah itu biasa". No way, aku butuh penjelasan logis mengenai suatu masalah, apalagi yang berkaitan dengan anakku.
Sejak lahir memang anakku telah di vonis memiliki alergi, karena sejak bayi barul ahir, kulitnya sudah kemerahan. Mau tidak mau, susu formula yang diberikannya pun adalah susu non alergi atau hypoallergenic. Fuih, kebayang mahalnya kan. Malam itu aku membawa anakku ke dokter tersebut, dengan harap harap cemas, akankah kita pulang dengan nihil atau sesuatu yang lebih buruk.
Bukannya membahas panjang lebar mengenai sakit flu, bagaimana melegakan hidung tersumbatnya, bagaimana dengan batuknya, karena begitu sulitnya anakku menelan obat atau zat diluar hrapan dia. Kita justru bertanya dan membahas mengenai kebiasaan aneh anakku bila makan dan minum, juga mudah nya dia muntah dan mual terhadap makanan. Memang anakku benar mengidap alergi. Susunya sudah anti alergi, tapi makanan yang sebenarnya juga merupakan obat, malah tidak di perhatikan, menimbulkan alergi atau tidak. Cukup panjang daftar larangan makanan bagi anakku.
Antara lain:
Dilarang keras mengkonsumsi:
1. Coklat, kacang tanah, kacang hijau
2. Ayam
3. Telur
4. Shellfish (kerang-kerangan, kepiting, dll)
5. Petis, terasi :kerupuk yang mengandung bahan tersebut.
6. Babi
7. Timun-timunan : timun, melon, semangka, labu siam, tomat, dll.
8. Buah semuanya kecuali : Apel, Pir dan Alpukat
9. Paling bahaya : Jeruk, nanas, salak
10. Susu hewani
Apabila mengikuti aturan tersebut selama 3 bulan ini, hingga usia 2 tahun, maka anakku bisa naik berat badannya dan akhirnya lama-kelamaan bebas dari alerginya.
Makanan yang boleh dikonsumsi :
1. Fish (ikan salmon, Gindara, kakap, lele, dll)
2. Daging sapi
3. Unggas seperti bebek, angsa, burung dara
Jadi selama ini aku sudah memberikan makanan-makanan yang justru mengandung alergen yang memperparah alerginya, seperti ayam, keju, es krim, jeruk keprok kesukaannya (bakal gak lagi boleh diberikan..hiks dia pasti mencari-carinya..)
Aku rasa memang tidak berlebihan, karena melihat efek pada anakku yang makin hari makin tidak membaik. Kubaca dari beberapa media yang ada, gejala alergi bisa menyebabkan :
1. Penurunan berat badan, diare, muntah-muntah
2. Kemerahan pada kulit dan pantat bayi
3. Hidung berair
4. Gangguan pernafasan
5. Bengkak-bengkak dibeberapa daerah setelah mengkonsumsi makanan mengandung alergen
6. Penyempitan atau tertutupnya saluran kerongkongan.
Fuih....cukup mengkhawatirkan aku dan suamiku. Maka sejak saat itu, kita dengan keras membuat diet tersebut dan tidak boleh dilanggar, demi kesehatan dan daya tahan tubuhnya. Juga melihat dan merasakan akibat dari membiarkannya mengkonsumsi makanan alergen itu, aku tidak mau main-main dan menganggapnya enteng. Lalu, kenapa dokter anak lain tidak menganjurkan hal-hal demikian? Sampai secara psikologis, terlambat bagi anakku...
19 Februari 2009
MOUSSAKA
Bahan :
1 sdm mentega
2 siung bawang putih
1/2 buah bawang bombay, cincang
250 gr daging sapi cincang
3 buah tomat, rebus sebentar, buang kulitnya, cincang
garam, merica, pala secukupnya
1 sdm tomat pasta
1 sdt oregano
2 buah terong ungu besar iris bulat, goreng atau oven hingga lunak
100 gr jamur abalone cincang
100 gr keju parut
100 gr bubuk roti
Cara :
1. Panaskan mentega, tumis bawang putih dan bawang bombay hingga harum.
Masukkan daging cincang, aduk-aduk hingga matang. Masukkan potongan tomat, jamur. Masukkan tomat pasta, beri garam, merica, pala, aduk terus selama 1 jam dengan api kecil, masukkan oregano bubuk sesaat sebelum mematikan api. Angkat.
2. Dalam wadah tahan panas yang telah diolesi mentega, susun irisan terong, lalu tuang tumisan daging, susun irisan terong lagi diatasnya. Taburi dengan campuran keju dan tepung roti, panggang hingga matang.
Moussaka adalah masakan klasik Yunani, membuatnya mudah dan biasanya disajikan dengan nasi beras merah dan salad Yunani yang terdiri dari ketimun,, tomat, buah zaitun hitam, dan parutan keju Feta, minyak zaitun dan air jeruk lemon.