09 November 2008

Panggilan Jiwa




Dulu, aku pernah dihadapkan pada sebuah kegelisahan, disaat sesuatunya sudah seperti yang kuinginkan. Sebuah karir yang bagus, sebuah hubungan yang indah, sebuah kehidupan yang menyenangkan. Mengapa aku tidak puas hati? Hari demi hari aku bertanya-tanya, apa yang sebenarnya yang kuinginkan, mengapa aku begitu gelisah. Aku ingin melakukan sesuatu, aku ingin menjadi sesuatu, sesuatu yang membuat hidupku berharga. Tidak juga aku menemukan jawaban atas kegelisahan itu. Aku pelajari berbagai macam hal, mempelajari hal yang menjadikan aku "pandai" dalam melakukan kebolehan-kebolehanku. Tapi tetap saja tidak puas hati. Lalu aku berfikir, apakah ini yang salah? Aku tidak melakukannya dengan hati, dengan cinta, tapi karena uang. Aku memang tidak dibutakan oleh uang, meski aku begitu menyukainya. Setiap lembar uang itu berharga tinggi di mataku, tapi tidak berharga buat satu keinginan hatiku, kegelisahan jiwa.

Sampai kutemukan jalan, kekuatan untuk mengakhiri kegelisahan itu, jalan mengawali harapan ku akan kegelisahan itu. Menjadi diriku sendiri. Sesulit itukah? Ya, aku harus membuktikan diri, bahwa aku sanggup dan aku pantas untuk menjadi diriku sendiri. Dikatakan aku telah berubah. Ada yang menganggap perubahan itu baik sekaligus aneh. Aneh karena aku justru melupakan hal-hal indah yang menjadi harapan banyak orang. Hidup yang enak, hidup yang dipenuhi oleh kemudahan-kemudahan. Padahal aku suka kemudahan, keindahan dan kenyamanan, tapi kenapa aku melupakan itu. kegelisahan hati justru menarikku menjauh. Menyesalkah aku? Tidak. Aku tidak menyesali apapun, aku justru menyesali orang-orang yang menganggapku aneh.

Setidaknya dua tahun terakhir ini aku telah menemukan sebagian jawaban atas kegelisahanku itu. Apakah hidup ku saat ini sebegitu mudahnya hingga bisa kusebut sebagai jawaban? Tidak, hidupku saat ini sangat berwarna, dipenuhi berbagai permasalahan, berbagai kecemasan, berbagai rasa suka, duka, kekurangan, keberuntungan dan kecukupan. Hari demi hari dipenuhi buncahan rasa, penuh kejutan-kejutan, hal-hal baru, hal-hal yang membuatku semakin berarti dalam memaknai hidup.

Adalah sebuah perjumpaan yang kembali menjadikan jawaban atas kegelisahanku. Seolah menginspirasiku kembali, untuk menjalani hidupku sesuai dengan panggilan jiwaku. Seperti seseorang yang menjadi seorang pemadam kebakaran, bukan karena tidak ada pekerjaan lain, atau karena ia mendapatkan penghasilan besar untuk itu, tapi karena sebuah panggilan jiwa. Seperti seseorang yang mendadak merubah hidupnya dari seorang yang pandai dalam keilmuan, kemudian mendedikasikan seluruh hidupnya untuk menjadi seorang biksuni, menyebarkan nilai-nilai kebenaran dan kedamaian. Panggilan jiwa ternyata tidak mempunyai nilai uang, tapi bernilai keberanian dan nurani. Sesungguhnya uang merupakan sebuah nilai motivasi terendah, karena kita akan kehilangan nurani bila melakukan apapun hanya demi sebuah nilai uang.

Kurenungkan kembali, betapa Tuhan menciptakan manusia berbagai macam bentuk dengan berbagai macam keahlian. Pastinya setiap manusia mempunyai berbagai fungsi yang berbeda-beda. Jadi tidak harus semua menjadi Dokter untuk menjadi kaya, tidak harus semua menjadi pengacara untuk menjadi kaya. Tapi alangkah indahnya apabila setiap manusia memilih jalan hidupnya sesuai dengan panggilan jiwa nya. Betapa mulianya jalan hidup seseorang bila itu merupakan panggilan jiwa. Seperti kuingat sebuah cerita, tentang Suster Apung, dia mendedikasikan hidupnya untuk membantu memberikan pelayanan kesehatan dari satu pulau ke pulau lainnya, diterjang ombak dan badai, dengan cuma-cuma. Karena sebuah panggilan jiwa untuk membantu menyelamatkan jiwa, tidakkah itu sebuah tindakan yang berani, tindakan yang mulia.

Bagiku, panggilan jiwa bukanlah sebuah pemikiran yang sederhana, dibutuhkan sebuah tekad dan keberanian untuk mewujudkannya. Hingga diakhir pencapaiannya bisa mengatakan kepada diri sendiri, aku sangat bahagia, karena hati tidak lagi gelisah, kujalani setiap proses kehidupanku dengan cinta.

(Terima kasih kepada Romo Agung Max, perjumpaan yang menginspirasiku)



"Dare to live the life you have dreamed for yourself. Go for it and make your dream come true"
(Ralph Waldo Emerson)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

nggak ada yang lebih indah ketika kita bisa menemukan panggilan jiwa dalam hidup ini, karena hanya itulah yang membuat hidupmu utuh..bukan materi,pencapaian tertinggi sekalipun,dan itu gak terlihat, tapi jelas ada di dalam hati dan hidupmu dan lengkap adanya..