03 Juni 2008

KOPI dan TEH



Dua minuman yang senantiasa menemani kita, Kopi di pagi buta dan Teh menjelang tidur. Swamiku kebagian meracik kopi tubruk, sedang aku meracik teh. Untuk teh, kita berdua memilih teh tubruk, jadi daun teh kering diseduh dan dinikmati bersama ampasnya. Teh tubruk dengan melati sangat nikmat daripada yang instant, setidaknya begitulah menurut kami. Sedang untuk kopi hitam (pure coffee), kita berdua menyukai kopi jenis Arabica, yang tubruk (bukan instant) dan pilihan jatuh pada kopi Kalosi Toraja. Rasa pahit dan aromanya kuat. Kita berdua sama-sama tidak menyukai rasa kopi yang terlalu manis, aku malah menyukai kopi tanpa gula…Kopi instant buat kami, kurang nikmat, entah karena prosesnya yang kurang repot, lho kok?!
Dalam pembuatan kopi tubruk, swami punya cara unik. Merebus kopi, mirip cara koboi- koboi deh. Rasa yang dihasilkan lebih kuat dibanding hanya menyeduhnya dicangkir dengan air panas. Menurutku, kalau diseduh air panas saja, sepertinya kopi dan air kurang menyatu. Berhubung kita tidak punya coffee maker, kita hanya pakai panci rumah yang ada, hasilnya….nggak kalah dengan kopi buatan coffee maker..hehe..agak repot memang. Resep untuk 2 cangkirnya, masukkin air dan gula 2 sendok makan peres. Nyalain kompor api sedang. Aduk-aduk sampe gula larut. Kalo udah muncul gelembung-gelembung kecil, kecilkan api. Masukkan 2 sedok makan kopi. Aduk sampai rata, tunggu mendidih. Kalo sudah mendidih biarin sampe 1 menit. Matikan kompor. Tuang ke cangkir, tapi ampas yang didasar panci jangan ikut dituang...Entah apa cara seperti yang kita lakukan salah atau betul menurut barista manapun, tapi yang jelas, rasanya mantap. Untuk light coffee, swami suka Cappuccino, sedang aku suka cafĂ© Au Lait dengan bubuk kayumanis nya yang mantap.

Tidak ada komentar: